
SUMEDANG, METROJABAR.ID- BPBD Sumedang melaporkan kejadian bencana longsor Bukit Leuweung Kadu, Dusun Sukasari rt/rw 03/03 Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
Bencana Longsor di Ciherang, Sumedang tersebut terjadi pada kemarin, Sabtu, 15 Januari 2022 sekitar pukul 16:30 WIB.

Satu orang korban sempat tertimbun longsor di Ciherang, Kabupaten Sumedang pada Sabtu 15 Januari 2022.
Korban adalah warga setempat, bernama Tata (66) yang saat itu sedang bekerja di area pesawahan.
Saat longsor dari tebing setinggi 150 meter meluncur ke area pesawahan. Tata masih berada di lokasi, ia pun tertimbun material tanah.
Beruntung, ia masih bisa diselamatkan oleh teman-teman “Ada korban yang sempan tertimbun oleh longsoran tapi bisa diselamatkan dan statusnya korban selamat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan, Minggu 16 Januari 2022.
Dani menyebutkan, kondisi kesehatan korban selamat saat ini baik-baik saja.
Korban hanya mengalami luka-luka ringan akibat terhempas material tanah longsoran dan Tata juga tidak tertimbun begitu dalam.
Video dirinya setelah diselamatkan pun viral di media sosial. Nampak seluruh badan dan mukanya dipenuhi sisa tanah longsoran.
Sebelumnya, hujan lebat mengguyur wilayah itu pada pukul 14.00 WIB. Sebenarnya hujan sudah mereda pada pukul 16.00 WIB, tapi setengah jam kemudian longsor terjadi.
Luncuran tanah setinggi 150 meter dengan lebar 80 meter meluluhlantakan pesawahan yang berada di bawahnya seluas 2 hektar.
“Kontur tanah kita sedang identifikasi di lapangan. Kecuraman memang betul, karena di Jabar kondisinya berbukit-bukit, banyak area yang secara alami punya potensi longsor,” ungkapnya.

Longsor terjadi diduga kuat akibat adanya rembesan dari saluran air yang jaraknya hanya sekitar 1 meter dari mahkota longsor.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman setelah melakukan peninjauan bersama Dandim 0610 Sumedang Letkol Inf Zaenal Mustofa, Kalak BPBD Provinsi Jabar Dani Ramdani, Kalak BPBD Sumedang Dadang Sundara, Kapolsek Sumedang Selatan Kompol Boni dan jajaran lainnya ke zona merah lokasi longsor, Minggu (16/1/2022).
“Ternyata di atas itu ada saluran air dan airnya cukup besar, nah kemungkinan kemarin ada rembesan-rembesan ditambah ada hujan juga, karena jarak antara saluran air dengan mahkota longsor hanya sekitar 70 centimeter,” ungkap Herman.
Herman menjelaskan longsor susulan dapat saja terjadi jika tidak segera ditangani. Hal itu mengingat, aliran air dari irigasi cukup deras ditambah curah hujan masih cukup tinggi saat ini.
“Kalau longsor kembali terjadi, maka aliran air dari irigasi bisa putus dan jebol ke bawah karena jarak mahkota longsor dengan saluran air cukup dekat, maka bisa dibayangkan dampaknya ada beberapa hektar lahan warga yang akan tidak terairi,” ucapnya.
Terkait hal itu, kata Herman, pihaknya langsung melakukan beberapa langkah upaya antisipasi agar terhindar dari longsor susulan.
“Hari ini setelah meninjau langsung ke lapangan, penanganan sementara hari ini akan kita pasang rucuk, kemudian besok akan dilakukan pemasangan bronjong, dan hari Rabu akan langsung kita lakukan perbaikan permanen dengan membuat saluran gorong-gorong agar tidak ada rembesan air lagi,” paparnya.
Herman menargetkan perbaikan di dekat mahkota longsor dapat selesai pekan depan. “Minggu depan diharapkan sudah selesai dikerjakan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa longsor yang terjadi tidak berkaitan dengan proyek Tol Cisumdawu. “Kami tegaskan setelah lihat ke lapangan tidak ada kaitannya antara longsor dengan tol Cisumdawu, memang di atas ada disposal tol Cisumdawu tapi jaraknya cukup jauh, dan murninya dari rembesan irigasi dan air hujan, ditunjang kondisi tanah di lokasi longsor cukup labil,” pungkasnya. (Red./Annisa)
Discussion about this post