KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pemerintah Kota Bandung segera menghadirkan wisata bersejarah anyar. Tak hanya itu, wisata bersejarah akan disandingkan dengan wisata bersepeda.
Wisata sejarah ini yaitu mengunjungi Stilasi Bandung Lautan Api. Nantinya, jalan menunju stilasi dijadikan jalur sepeda.
Atas hal itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana didampingi Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan meninjau stilasi dengan bersepeda.
Mulai dari gedung Denis, yang dulu bernama De Eerste Nederlandsch Indisch Sparkaas menjadi saksi sejarah bahwa gedung tersebut memiki sejarah dalam Bandung Lautan Api.
Di lokasi itu sempat terjadi insiden pengibaran bendera triwarna terjadi tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia.
Ini juga menjadi awal dari rangkaian perjuangan revolusioner pemuda boemi poetra sebelum peristiwa pembumihangusan Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946.
Usai meninjau tersebut, Yana dan Tedy lanjut mengayuh sepeda ke Asia-Afrika, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Astana Anyar, Jalan Kalipah Api dan berhenti di Stilasi Bandung Lautan Api, tepat di depan SD Dewi Sartika.
“Hari ini Jumat bersepeda kunjungi beberapa titik yang punya nilai sejarah berkaitan dengan Peristiwa Bandung Lautan Api,”ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Jumat 4 Juni 2021.
Rencananya jalur sejarah itu akan menjadi destinasi wisata sepeda baru di Kota Bandung.
“Ini betul-betul menjadi satu wisata sepeda baru di Kota Bandung,” tuturnya.
“Minggu depan kita cari destinasi wisata lain yang punya nilai sejarah. Misalkan perjalanan Bung Karno, bisa ke Penjara Banceuy, Gedung Indonesia Menggugat (GIM) dan rumah ibu Inggit Ganarsih,” katanya.
“Hal ini sehingga nanti kalau sudah sepakat kita buat wisata bersepeda sejarah,” imbuh Yana.
Terkait pemeliharaan stilasi, Yana memastikan, Pemkot Bandung akan terus memeliharanya. Jika ada kerusakan maka akan segera diperbaiki.
“Pelihara sama-sama, mana yang harus diperbaiki mana saja. Prinsipnya pelihara supaya menarik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengatakan, sejumlah jejak sejarah di Kota Bandung perlu ada perbaikan.
“Perlu ada renovasi, jangan dibiarkan begitu saja. Banyak yang harus ditata kembali posisinya. Kita bikin tempat memadai, sehingga tidak mengurangi substansi sejarah itu sendiri,” ucapnya.
“Saya sampaikan ke Disbudpar untuk mengkaji perjuangan Bandung Lautan Api menjadi muatan lokal yang harus diperkuat,” tambahnya.
Menurut Tedy, Kota Bandung memiliki nilai sejarah dalam menjaga NKRI.
“Bandung ini punya modal sejarah dalam menjaga NKRI. Di Surabaya ada 10 November, di Jogja ada Serangan Umum 1 Maret. Kita (Bandung) ada Bandung Lautan Api. Ini modal sejarah yang harus kita jaga,” jelas Tedy. (Red./Azay)
Discussion about this post