KABUPATEN BANDUNG METROJABAR.ID – ‘Sebelum Api Padam Pantang untuk Pulang’, demikian tagline abadi para personil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar). Tagline yang sakral dan sekaligus doktrin serta tekad para personilnya terutama pada saat melakukan tugas sehari-hari.
Kepala Dinas Damkar Kabupaten Bandung, Sutaryo Yono memaparkan filosofi dari tagline tersebut sebagai sebuah komitmen pengabdian.
“Sebuah komitmen dan tekad pengabdian yang hanya dimiliki oleh personil – personil terlatih dan berdedikasi yang kami miliki sebagai bagian dari bentuk profesionalisme untuk meningkatkan mutu pelayanan dan penanganan sebuah bencana kebakaran yang menimpa warga,” paparnya kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya Jl. Soreang, Ciwidey Kabupaten Bandung, Jumat (12/06/2029).
Menurut Sutaryo yang juga Ketua Asosiasi Pemadam Kebakaran Seluruh Indonesia (APDASI) periode 2019 – 2023 ini, keberhasilan Tim Damkar dalam menangani dua peristiwa kebakaran secara berturut turut didua tempat yang sama yaitu di Kecamatan Cimenyan, diantaranya kebakaran yang menimpa salah satu Tokoh Jawa Barat, Eka Santosa.
“Tantangan yang kami hadapi tidaklah ringan dengan jumlah personil 12 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 96 Pegawai Harian Lepas (PHL) masih jauh dari ideal dari jumlah petugas yang seharusnya, yaitu enam personil untuk satu kendaraan pelayanan dan satu tenaga sopir dan lima tenaga pemadam kebakaran dan dengan satu unit kendaraan pemadam kebakaran untuk setiap kecamatan,” jelasnya.
Saat ini, kata Sutaryo, Dinas Damkar Kabupaten Bandung baru memiliki 12 unit untuk melayani sebanyak 30 kecamatan yang tersebar dari ujung timur Nagreg, Ciwidey ujung barat, Pangalengan ujung selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan utara Cimenyan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat adalah merupakan tantangan tersendiri,” ungkap nya.
Selanjutnya menurut Pak Danyon panggilan akrab sesama alumni Resimen Mahasiswa (Menwa) ini menjelaskan dalam rangka pelaksanaan konsep ‘Response Time’ (waktu tanggap, red.) sebagai konsep pelayanan maka didirikan sembilan posko pelayanan disembilan wilayah, yaitu di Kecamatan Soreang,Taman Kopo Indah (TKI), Ciwidey, Pangalengan, Kertasari, Ciparay, Majalaya, Cicalengka dan Cileunyi agar gerakan dan usaha pelayanan bisa lebih cepat menjangkau lokasi kejadian.
“Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan secara menyeluruh, kami telah canangkan beberapa program unggulan, yaitu mengoptimalkan pelayanan masyarakat khususnya di bidang pelayanan kebakaran dan penyelamatan masyarakat seperti program Operasi Tangkap Tawon (OTT), Penangkapan Anjing Liar dan Ular dan Kebencanaan. Berikutnya adalah menumbuhkembangkan kemampuan skil dan disiplin personil dalam pelayanan kejadian kebakaran secara lebih baik,” imbuh Sutaryo.
Selanjutnya dalam menghadapi wabah Covid-19, pihaknya telah membentuk satuan tugas khusus yang bidang garapannya terfokus pada sosialisasi ke masyarakat tentang Covid-19 serta pelaksanaan penyemprotan di seluruh wilayah kecamatan terutama wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori Zona Merah Covid-19 seperti Cileunyi, Majalaya dan Margaasih.
“Dalam menghadapi tantangan dan kompleksitas garapan inilah konsep Response Time terus kami kembangkan sebagai salah satu strategi pelayanan mutu dimana kecepatan dan ketepatan menjadi acuan, yaitu dengan konsep 15 menit tim dituntut untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan operasi ke lapangan, karenanya strategi Respon Time menjadi kunci keberhasilan kami,” tandas Sutaryo yang juga Ketua Forum Bela Negara (FBN) Jabar ini. (RED/Azay)
Discussion about this post