KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pembayaran parkir dengan menggunakan QRIS yang diterapkan Dishub Kota Bandung kurang dilirik. Masyarakat tetap membayar parkir secara tunai meski sudah diminta membayar secara cashless oleh juru parkir.
DPRD Kota Bandung akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut. DPRD meminta kebijakan itu disosialisasikan secara masif agar penerapannya berjalan efektif.
Kami dari DPRD mendorong Komisi C untuk terus mengevaluasi karena apapun kebijakan itu harus optimal dan memang Komisi C sudah memberikan masukan. Tinggal bagaimana upaya meningkatkan sosialisasi supaya ke depan jadi lebih efektif,” kata Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi.
Meski begitu, Asep mengapresiasi langkah Dishub yang telah membuat kebijakan tersebut. Namun menurutnya, kebijakan pembayaran parkir dengan QRIS memerlukan proses agar bisa diterima oleh masyarakat.
“Selalu kalau ada kebijakan baru selalu ada proses, artinya kami memandang yang penting dalam setiap kebijakan ada proses sosialisasi, proses pendidikan kepada masyarakat supaya kebijakan ini efektif,” ungkapnya.
“Hari ini dengan sistem parkir QRIS itu satu sisi bagus apalagi Kota Bandung sebagai kota modern, mau tidak mau harus ada upaya untuk meningkatkan. Karena dengan QRIS supaya lebih transparan, meningkatkan pendapatan, mengurangi kebocoran, artinya ide gagasan itu cukup baik,” lanjutnya.
Karenanya, ia meminta agar sosialisasi terhadap kebijakan tersebut terus dilakukan. Selain itu, Asep juga meminta agar keamanan terhadap sistem pembayaran non tunai bisa terjamin sehingga tidak muncul kasus penipuan dengan kode QRIS yang dipalsukan.
“Memang kebijakan apapun kepada sesuatu yang baru itu perlu ada proses, tidak bisa langsung. Tapi bahwa itu dilakukan harus terus diupayakan, agar pembayaran itu yang sebuah amanah dari masyarakat yang memang harus sampai ke pemerintah,” ujarnya.
“Saya pikir itu metode yang layak dihargai tinggal bagaimana itu bisa dioptimalkan,” tutup Asep.
Sebelumnya diberitakan, sepekan setelah dilaunching, pembayaran parkir dengan QRIS tidak dilirik warga. Juru parkir di Jalan Cikapundung, Kota Bandung belum menerima satupun pengendara yang membayar dengan QRIS.
“Selama sepekan belum ada yang masuk (bayar via QRIS), pada gak mau, tanggung kata nya kalau Rp 3 ribu pakai QRIS,” kata Herman salah satu jukir.
Herman mengungkapkan, dirinya selalu menawarkan pembayaran dengan cara scan barcode QRIS kepada pengendara. Namun kebanyakan, mereka menolak dan membayar secara tunai.
“Padahal sudah nawarin, karena di sini kebanyakan bayarnya Rp 2 ribu, itu 95 persen bayar segitu. Jadi selama sepekan ini belum pernah ada yang (bayar) pakai QRIS,” tegasnya. (Red./Annisa)
Discussion about this post