Metrojabar.id, Bandung – Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung menargetkan meraih akreditasi A. Hal itu agar RSKIA lebih prima saat melayani kesehatan warga Kota Bandung.
“Target tipe rumah sakit itu, saya ingin A. Karena mengacu pada aturan itu, di kita jumlah TT (Tempat Tidur) 500, ya pasti pilihnya A. Tapi dengan SDM yang memenuhi, mulai dari dokter untuk bisa memberikan pelayanan yang baik,” jelasnya Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore di RSKIA Kota Bandung, Jalan KH Wahid Hasyim, Kamis (27/2/2020).
Saat ini RSKIA Kota Bandung tengah dalam tahapan akreditasi dalam rangka survei terfokus akreditasi SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) edisi 1. Penilaian dilakukan oleh Tim Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Kegiatan tersebut berkaitan dengan pemindahan gedung dari rumah sakit lama di Jalan Astanaanyar ke rumah sakit yang baru di Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo).
“Dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mewajibkan hanya satu pojka yaitu MFK (Manajemen Fasilitas Kesehatan). Itu kebanyakan berhubungan dengan fasilitas gedung, termasuk juga alat – alatnya memenuhi standar atau tidak, ada izinnya atau tidak,” kata Taat.
Menurut Taat, secara umum RSKIA Kota Bandung bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Mulai fasilitas sampai perizinan.
“Secara umum kita bisa memenuhi persyaratan. Contohnya kita punya mesin radiologi atau x-ray untuk rontgen, itu dilihat ruangannya memenuhi atau tidak, ada izin atau tidak. Kemudian radiasi sudah dilakukan pengukuran atau belum,” beber Taat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, layanan kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, Pemkot Bandung terus melakukan inovasi pelayanan dan menambah kapasitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
“Salah satu penambahan kapasitas itu melalui pengembangan RSKIA yang disurvei oleh tim surveyor dari komisi akreditasi rumah sakit merupakan upaya Pemkot Bandung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memeberikan pelayanan kesehatan,” papar Ema.
“Sekarang fokus akreditasi untuk RSKIA. Kami harap bisa lulus dan mendapatkan akreditas yang mampu meningkatkan mutu pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien,” ungkap Ema.
Ia menargetkan RSKIA mendapatkan akreditasi yang di level maksimal agar layanan terkomodir dengan baik.
“Targetnya tipe rumah sakit tentunya dari institusi berwenang, dari kelas C ke B baru ke A. Ke puncak itu harus di level maksimal, kalau kepentingan cangkupan layanan agar semua terakomodasi,” imbuh Ema.
Sementara itu, Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Tini Sekarwati mengatakan, lokasi RSKIA yanng baru memiliki kawasan yang luas dengan jumah lantai yang cukup banyak dengan berbagai pelayanan yang mumpuni.
“Intinya rumah sakit memberikan pelayanan yang bermutu,” pungkas Ema Sumarna.(iwnaruna/Azay)
Discussion about this post