BANDUNG, METROJABAR.ID- Kecelakaan yang melibatkan truk tangki bermuatan cairan kimia terjadi di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (24/12/2024) lalu.
Sebanyak 20 ton caustic soda (sodium hydroxide) tumpah ke jalan raya, menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan luka-luka pada pengendara.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, truk tangki dengan nomor polisi D 9475 AF tersebut melintas di Jalan Cikalong Wetan menuju Cikamuning.
Kejadian bermula saat seorang pengendara sepeda motor melihat cairan bocor dari truk dan mengejar untuk memberitahukan pengemudi.
Meskipun truk akhirnya berhenti, cairan kimia tersebut telah tercecer sepanjang jalan dan berdampak pada ratusan kendaraan yang melintas.
Data yang tercatat oleh Kepolisian Resor Cimahi menunjukkan, setidaknya 100 orang terluka akibat kecelakaan ini.
Sebagian besar korban merupakan pengendara sepeda motor yang terpapar cairan berbahaya itu.
Akibatnya, sekitar 500 sepeda motor mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan ringan pada cat dan bagian lain, hingga kerusakan parah pada mesin yang membuat motor tidak dapat digunakan.
“Sebanyak 169 kendaraan sudah diberi kompensasi oleh perusahaan distributor bahan kimia, CV Yasindo Multi Pratama. Kompensasi untuk kendaraan dengan kerusakan ringan berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta, tergantung tingkat kerusakannya,” ujar Ipda Bayu Subakti, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Cimahi.
Motor dengan kerusakan parah, seperti mesin yang tidak dapat menyala akibat terkena cairan kimia, sebanyak 21 unit telah diamankan di kantor Unit Gakkum Sat Lantas Polres Cimahi.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebocoran pada truk tersebut.
Pihak kepolisian juga mengimbau pengendara untuk berhati-hati dan segera melapor ke Polres Cimahi, khususnya di jalur yang dilalui.
Sementara itu, pihak distributor bahan kimia berjanji akan terus memberikan kompensasi kepada korban yang terkena dampak dari kecelakaan ini.
Kejadian ini mendapat perhatian serius karena bahaya yang ditimbulkan oleh tumpahan cairan kimia berbahaya, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kendaraan dan membahayakan keselamatan pengendara.
Selain itu, Peneliti Pusat Riset Kimia Maju BRIN – Roni Maryana menjelaskan, “Dengan air perlu jumlah yang sangat banyak, sehingga diperlukan asam sebagai penetralisir”.
Koordinator Grup Kimia Analitik BRIN, Andreas, mengungkapkan bahwa konsentrasi NaOH yang tumpah dalam insiden tersebut berkisar antara 40 hingga 50 persen.
Roni menambahkan, bahwa NaOH, yang merupakan basa kuat, harus dinetralkan dengan asam kuat seperti H2SO4 (asam sulfat) atau HCl.
“Asam sulfat sering dipilih karena lebih murah, namun perlu dilarutkan dengan konsentrasi 0,5 hingga 1 persen mengingat sifatnya yang sangat korosif,” jelasnya. (Red./Tugiono)
Discussion about this post