KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Wacana stasiun baru Kereta Cepat Whoosh di Kopo, Bandung mengemuka. Posisi Kopo sendiri berada di Kota Bandung, harapannya dengan stasiun ini pengguna kereta cepat bisa lebih mudah menuju pusat kota Bandung.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal mengatakan pihaknya sebagai regulator utama perkeretaapian di Indonesia mulai mendalami dan membahas wacana tersebut. Namun, ketika dikonfirmasi dia enggan bicara banyak soal pembahasan yang dilakukan.
“Itu sedang dalam pembahasan kami,” katanya singkat, Rabu (6/12/2023) kemarin.
Seperti diketahui, selama ini ada dua stasiun kereta cepat yang posisinya dekat dengan kota Bandung, yaitu Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar.
Masyarakat harus transit terlebih dahulu dari dua stasiun itu untuk menuju kota Bandung. Dari Padalarang misalnya, perlu naik kereta feeder dengan waktu tempuh sekitar 20 menitan untuk menuju pusat kota Bandung.
Sebelumnya, Risal pernah menjelaskan banyak hal yang harus dipertimbangkan soal wacana stasiun baru di Kopo, salah satunya adalah pengaruh ke kecepatan Kereta Cepat Whoosh.
“Kita studikan ya, kita masih kaji. Ini kan kereta cepat, kalau kereta cepat berhenti jarak pendek kan jadi tidak cepat,” kata Risal, ditemui di SMESCO, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023) lalu.
Menurutnya, apabila Stasiun Kopo dibangun, maka harus ada salah satu stasiun yang ditutup antara Stasiun Tegalluar atau Stasiun Padalarang. Pasalnya, keberadaan stasiun tersebut di tengah-tengah antara keduanya bisa memperlambat perjalanan kereta cepat.
“Kita masih kaji. Kalau Kopo dibuka, mana yang hilang atau ditambah, itu kita kaji,” ujar Risal.
Meski demikian, Risal menekankan, apabila pembangunan stasiun ini sifatnya untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat maka pihaknya pasti akan mendukung langkah ini. Walau tentunya dengan kajian terlebih dulu.
Di sisi lain, Risal menyebut rencana lokasi pembangunan stasiun itu akan dekat dengan jalan tol. Dengan demikian, meski Kopo merupakan kawasan yang rawan macet, kondisinya terbilang akan aman. Adapun sebelumnya, rencana ini sudah pernah ada dalam blue print KCIC.
“Katanya sih pernah dibahas. Tapi nanti kita lihat karena ini usulannya menarik. Kita kan kalau kereta biasa bisa bikin shading (lintasan) ya, kalau kereta cepat konsep shading-nya seperti apa masih kita pelajari,” jelas Risal.
Sebelumnya informasi tentang rencana pembangunan stasiun ini terungkap dalam diskusi bersama yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, opsi ini harus dikaji lebih dalam oleh KCIC. Dia mengingatkan agar kereta cepat benar-benar bisa berhenti di Kota Bandung.
“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).
Mengenai konektivitas, menurut Moeldoko, upaya peningkatan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan yang akan didapat oleh penumpang Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Salah satunya soal ketersediaan kursi di kereta feeder saat sudah sampai di Padalarang.
“Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar,” imbuh Moeldoko. (Red./Annisa)
Discussion about this post