KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) gerak cepat mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.
Dinkes Jabar berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, serta dinkes di 27 kota/kabupaten. Meski saat ini belum ditemukan adanya kasus hepatitis misterius, Dinkes Jabar mengaku tetap waspada.
Kepala Dinkes Jabar Nina Susana Dewi mengatakan ada beberapa langkah awal untuk mengantisipasi kemunculan hepatitis misterius. Pertama dengan surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing-masing stakeholders.
Kedua, menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten atau kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis.
“Ketiga, kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi, informasi edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat,” kata Nina dalam keterangan yang diterima, Minggu (8/5/2022) Kemarin.
Lebih lanjut, Nina mengatakan langkah keempat adalah penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hinggga rumah sakit. “Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini,” kata Nina.
Nina berharap melalui gerak cepat ini fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi dan melakukan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas.
Sebelumnya, Dinkes Jabar menggelar rapat daring. Tak kurang dari 850 praktisi kedokteran membahas khusus kemunculan hepatitis akut misterius.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini belum ada laporan penyakit tersebut. “Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan,” tuturnya.
Namun demikian, Jabar akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat, tentunya menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti sering mencuci tangan, meminum air putih dan makanan yang matang serta bersih. Kemudian, ia mengimbau agar masyarakat menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.
“Kita terus edukasi warga, khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi COVID-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis, yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan COVID-19,” kata Ridwan Kamil. (Red./Annisa)
Discussion about this post