Metrojabar.id
  • Home
  • Bandung Raya
  • Nasional
  • Redaksi
No Result
View All Result
Metrojabar.id
  • Home
  • Bandung Raya
  • Nasional
  • Redaksi
No Result
View All Result
Metrojabar.id
No Result
View All Result
  • DITERBITKAN
  • Media Terkini dan Aktual
  • Redaksi

Bandung Tempo Dulu, Tempat Pangguyangan Badak

September 4, 2020
in Uncategorized
Bandung Tempo Dulu, Tempat Pangguyangan Badak

KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Sebagian dari kita mungkin pernah melihat harimau, macan tutul, dan badak. Dan sebagian besar parti melihatnya secara langsung di kebun binatang.

Bagi kamu milenial saat ini, mungkin tidak menyangka atau membayangkan jika binatang-binatang itu berkeliaran bebas di Kota Bandung.

Namun hal itu ternyata binatang-binatang itu pernah hidup dan berkeliaran di Kota Bandung. Setidaknya itu yang digambarkan oleh Haryoto Kunto dalam bukunya berjudul “Wajah Bandoeng Tempo Doeloe” (PT Granesia 1985).

BacaJuga

Toni Wijaya Yakini Program MBG Mampu Wujudkan Kemandirian Ekonomi UMKM Kota Bandung

Aswan Asep Wawan Buka Program Padat Karya di Kelurahan Pasir Biru

Ia menuliskan, pada 1866, setengah abad sejak Kota Bandung didirikan setelah pindah dari Dayeuhkolot yang kini masuk wilayah Kabupaten Bandung, orang masih melihat kawanan badak yang berkeliaran di daerah Cisitu, beberapa ratus meter dari sebelah utara Kampus Institut Teknologi Bandung.

Bahkan Haryoto mengisahkan pembangunan Bandung masa itu sering terhalang kawanan hewan buas seperti harimau dan macan tutul, dan badak. Sejumlah sumber juga menyebutkan, Bandung tempo dulu terdapat sejumlah tempat pangguyangan badak. Salah satunnya bahkan tak jauh dari Pendopo saat ini.

Sebab itu pula di sekitar tempat tersebut terdapat tempat yang diberi nama Jalan Cibadak, yang kini menjadi pusat pertokoan. Mungkin hal itu juga yang membuat adanya patung badak di Balai Kota Bandung hingga saat ini.

Pemilihan pusat pemerintahan Kota Bandung di Jalan wastukencana juga karena kawasan tersebut dulunya merupakan pangguyangan badak. Tempat-tempat lainnya yang sebelumnya merupakan lokasi pangguyangan badak yakni Rumah Sakit Umum Rancabadak (sekarang Rumah Sakit Hasan Sadikin), dan juga Institut Teknologi Bandung.

Koran Pikiran Rakyat edisi 10 Oktober 1981 menuliskan, Wali Kota Bandung kala itu, Husen Wangsaatmadja sempat menceritakan kisah tentang patung badak putih.

Monumen Badak putih di halaman Balai Kota Bandung, sama sekali bukan lambang daerah. Melainkan merupakan simbol kerinduan Kota Bandung akan kehadiran kembali kelestarian alam yang sehat, tertib, tanpa kekurangan air serta pepohonan yang rindang.

Monumen tersebut juga merupakan pencerminan kehendak Bandung masa kini (saat itu) dan Bandung masa mendatang untuk kembali memiliki lingkungan yang subur dan teratur. Monumen Badak Putih menjadi representasi tekad Kota Bandung untuk mengembalikan keadaan lingkungan yang sehat.

“Penempatan monumen Badak Putih juga sebagai perlambang betapa manusia sebenarnya tidak bisa hidup tanpa kehidupan satwa. Hewan itu tak perlu dibenci apalagi dimusnahkan. Kemusnahan hewan-hewan liar akan berarti pula musnahnya atau rusaknya tata lingkungan yang sehat,” ujar Husen kala itu.

Lalu kenapa berwarna putih? Husen Wangsaatmadja mengatakan, di antara badak yang terdapat di Bandung kala itu terdapat seekor badak yang memiliki warna berbeda. Yakni berwana putih, dan diduga merupakan pemimpin di antara para badak lainnya. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan monumen badak di halaman Balai Kota Bandung juga berwarna putih.

Dia menyatakan, kehidupan badak tidak lepas dari sejarah pertumbuhan Kota Bandung. “Tidak salah kiranya jika dibuat suatu monumen badak putih, untuk mengenang kelestarian alam yang sempurna pada masa lalu, sambil mencoba mengembalikan kembali kondisi itu bagi masa kini dan mendatang,” tuturnya.

“Dalam Dada Kami Tak Pernah Padam Mengemban Tugas Meneruskan Harapan Agar Nama dan Titipan Ini Bandung Semerbak Sepanjang Masa”.

Demikian tulisan yang terdapat pada prasasti peresmian yang diabadikan di bawah patung badak. Wali Kota Husen Wangsaatmadja meresmikannya tahun 1981. (Red./Annisa)

Tags: Bandung Tempo DuluITBRs Hasan SadikinRS Ranca BadakSimbol Kerinduan
ShareTweetPin

BeritaTerkait

Toni Wijaya Yakini Program MBG Mampu Wujudkan Kemandirian Ekonomi UMKM Kota Bandung

Mei 20, 2025
0

 METRO JABAR.ID -- Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Toni Wijaya, S.E., S.H., menghadiri kegiatan Kick Off Pilot Project "Perluasan Keterlibatan...

Aswan Asep Wawan Buka Program Padat Karya di Kelurahan Pasir Biru

Mei 20, 2025
0

METRO JABAR.ID -- Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung, Aswan Asep Wawan menghadiri pembukaan Program Padat Karya Berbasis Musrenbang Tahun...

Kang Asmul: Bandung Perlu Memperkuat Citra Sebagai Kota Tujuan Wisata di Mata Dunia

Mei 20, 2025
0

METRO JABAR.ID -- Ketua DPRD Kota Bandung, H. Asep Mulyadi, S.H., menghadiri kegiatan Simposium Bandung Asia Afrika City Network, di...

Dukung Produk Lokal, Radea Respati dan Ulan Surlan Ikut Berbelanja di Gebyar UMKM Coblong

Mei 20, 2025
0

METRO JABAR.ID -- Ketua Komisi I DPRD Kota Bandung Assoc. Prof. Dr. H. Radea Respati Paramudhita, S.H., M.H., dan Anggota...

AA Abdul Rozak Resmi Menjabat Ketua Umum DPD LASQI NJ Kota Bandung 2025-2030

Mei 19, 2025
0

METRO JABAR.ID --  Anggota DPRD Kota Bandung, Dr. AA Abdul Rozak, S.Pd.I., M.Ag., resmi dilantik sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan...

Load More
Next Post

Gubernur Jabar, Kapolda Jabar Bersama Pangdam III/Siliwangi Hadiri Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Polda Jabar

Meiwan Kartiwa: Harga Sayur di Kota Bandung Alami Penurunan Sejak Pandemi Covid-19

Discussion about this post

Recommended

Meet hot grannies looking a good time

Februari 26, 2025

Gerakan Pangan Murah Kota Bandung, Cabai Rawit Hanya Rp 70 Ribu per Kg!

November 8, 2023

DLH Kota Bandung Berencana Naikkan Iuran Sampah Sebesar 100 Persen

Maret 18, 2022

Oded: Hadirkan “Karasa” Guna Tingkatkan Nilai-nilai Kebangsaan

September 14, 2021
Translate »
No Result
View All Result
  • Home
  • Bandung Raya
  • Nasional
  • Redaksi