METROJABAR.ID- McDonald’s (McD) mendapatkan seruan boikot dari sejumlah masyarakat dunia usai restoran cepat saji tersebut memberikan makanan gratis kepada tentara Israel. Pemberian makanan itu di tengah memanasnya konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza.
Sejumlah pengguna Twitter atau X mengkritik tindakan waralaba McD di Israel itu dan menuduhnya terlibat dalam konflik.
“McDonald’s menyediakan makanan gratis kepada IDF (pasukan militer Israel). Mari kita boikot McDonald’s karena mendukung perusahaan yang terlibat dalam konflik adalah hal yang salah, terutama jika menyangkut hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah,” cuit salah satu akun dikutip dari News Week.
“Jika McDonalds memberikan makanan gratis kepada Angkatan Pertahanan Israel dan bukan kepada mereka yang terdampak di GAZA, maka saya pikir seluruh Muslim di seluruh dunia harus memboikot McDonalds,” cuit akun @N**nesX_.
Selain itu, ada unggahan poster berisi seruan mendukung kesadaran dan akuntabilitas. Dalam hal ini, McD diminta untuk lebih adil.
“Mari kita tingkatkan kesadaran dan dorong akuntabilitas dari merek-merek ini. Ingat, suara dan tindakan setiap individu dapat membuat perbedaan dalam membentuk dunia yang lebih adil,” demikian isi poster tersebut.
Dalam unggahannya di Instagram, McD mengatakan pihaknya telah menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada tentara Pasukan Pertahanan Israel serta rumah sakit.
“Update bahwa kemarin kami telah menyumbangkan 4.000 makanan ke rumah sakit dan unit militer. Kami bermaksud untuk menyumbangkan ribuan makanan setiap hari kepada tentara di lapangan dan di daerah wajib militer,” tuturnya.
McD juga telah membuka 5 cabang dengan tujuan memberikan bantuan dan sumbangan makanan kepada pasukan keamanan. Sampai saat ini, raksasa makanan cepat saji tersebut telah menyumbangkan 12.000 makanan kepada IDF dan penduduk Israel di daerah sekitarnya.
Di Instagram, beberapa komentar terlihat mendukung tindakan McDonald’s Israel. “Manusia adalah emas! Kerja bagus untuk kalian! Pekerjaan suci,” tulisnya.
“Bagus sekali McDonald’s Israel,” timpal akun lain. (Red./Annisa)
Discussion about this post