KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Tujuh kolam retensi dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk meminimalisir terjadinya banjir di Kota Bandung. Terakhir, Kolam Retensi Gedebage baru diresmikan Wali Kota Bandung Oded M Danial belum lama ini.
Meski begitu, tujuh kolam retensi ini belum dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Bandung. Karena masih ada air yang tidak teralirkan setelah hujan turun.
“Luas genangan yang tidak teralirkan sekitar 280.000 meter kubik dengan kedalaman rata-rata 0,5 meter di setiap DAS se Kota Bandung,” kata Kadis DPU Kota Bandung Didi Ruswandi , Minggu (3/12/2021).
Karena masih ada genangan yang tidak teralirkan, pembangunan kolam retensi di titik lainnya harus dilakukan. “Logikanya, kalau itu tidak bisa terlalirkan harus dibangunkan kolam retensi,” ungkapnya.
Didi menyebut, tak jarang kehadiran kolam retensi yang sudah dibangun masih dianggap tidak efektif oleh masyarakat. Padahal, jumlahnya masih kurang.
“Kalau ada yang bilang kolam retensi tidak efektif, bukan tidak efektif, tapi luasannya masih kurang kapasitasnya,” jelas Didi.
Seperti Kolam Retensi Gedebage, satu kolam retensi itu bisa menampung aliran air yang berasal dari dua sungai. “Kolam retensi ini, bisa menampung aliran air yang berasal dari Sungai Cinambo dan Cipamulihan,” paparnya.
Lalu, saat disinggung masih terjadi banjir di kawasan Gedebage, Didi menerangkan karena sampah masih banyak di kawasan tersebut.
“Sampah masih tinggi, untuk pasar bersama Dansektor juga Pak Camat sudah berkoordinasi juga dengan PD Pasar,” ujarnya.
Didi menambahkan, pihaknya belum dapat menyebutkan berapa lagi jumlah kolam retensi yang harus dibangun. Karena masih dalam proses perhitungan.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan,setelah Kolam Retensi Gedebage, pihaknya akan kembali merevitalisasi kolam retensi Citepus.
“Yang Bima akan kita sempurnakan, itu akan lebih disempurnakan, tapi sudah berfungsi,” ujarnya.
Oded mengklaim, meski tak bisa mengatasi banjir secara keseluruhan, namun air bisa lebih cepat surut dibandingkan sebelum ada kolam retensi.
“Gini, yang namanya mengatasi banjir akibat hujan tidak sederhana. Tapi, yang jelas saya punya epiden setelah ada kolam retensi contoh di Sungai Citepus itu ada banjir tapi lebih cepat surutnya. Contoh di Citepus itu di Pasteur. Walaupun ada banjir, dulu bisa berhari-hari, sekarang hanya hitungan jam, surut seperti itu,” ujarnya. (Red./Azay)
Discussion about this post