Metrojabar.id, Bandung – Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung mengakui saat harga gula putih di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Disdagin memprediksi harga kembali normal pada pertengahan Maret ini.
Hal itu menyusul bakal masuknya gula impor dari India pada pertengahan Maret ini.
“Langkanya gula sekarang ini, pertama karena gula itu dipasok impor dan dalam negeri. Di dalam negeri sendiri baru panen pada akhir Mei. Sedangkan impor 2020 belum keluar, jadi yang sekarang masih stok tahun 2019. Pemerintah Pusat memprediksi (gula) akan datang pada pertengahan Maret,” kata Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah saat Bandung Menjawab di Ruang Media Balai Kota Bandung, Kamis (5/3/2020).
Elly mengakui, gula putih sat ini hampir hilang terutama di pasar-pasar tradisional. Bahkan saat ini harga gula mencapai Rp 17.000/kg. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500/kg.
“Acuan harga untuk gula putih ini sesuai Peraturan Menteri Perdagangan nomor 7 tahun 2020, Rp12.500. Di pasar tradisional ada yang sampai menjual lebih dari Rp15.000. Kalau di pasar modern masih tetap seperti Yogya dan Borma,” ungkap Elly.
Elly mengungkapkan, dari 5 distributor gula putih yang memasok ke Kota Bandung saat ini dua di antaranya masih memiliki stok lebih dari 10 ton. Sedangkan tiga distributor lainnya sudah tidak memiliki stok gula putih.
Kendati demikian, Elly mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Kementrian Perdagangan telah membukan kran impor gula sebanyak 438 ton yang bisa memadai untuk keperluan munggahan dan lebaran.
“Antisipasi permintaan yang akan terjadi, sudah keluar izin impor gula dari India yang akan mencukupi sampai Mei nanti,” ujar Elly.
Elly menjelaskan, kebutuhan gula putih di Kota Bandung per bulannya mencapai 7200 ton. Karena Kota Bandung sebagai tempatnya wisata kuliner dan industri kue, baik kering mau pun basah yang menjadi primadona oleh-oleh dari Kota Bandung.
Disdagin pun telah memastikan stok dan berkoordinasi dengan Management Yogya terkait kondisi stok gula yang dipastikan aman. Tetapi jika terjadi “panic buying” akan ada pembatasan pembelian.
“Rencananya kalau memang terjadi pembelian yang berlebihan opsi terakhirnya dibatasi pembeliannya. Jadi akan koordinasi dengan Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), dan seluruh toko modern tapi itu upaya terakhirnya,” ucap Elly.
Sedangkan terkait bawang putih yang sempat mencapai harga di atas Rp60.000 jauh diatas HET Rp 32.000, Elly mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat mendatangkan stok bawang putih dari Cina.
“Stok bawang putih sekarang itu 2019, yang 2020 belum, baru akan impor. Sedang dalam pengurusan izin. Sekarang ini harganya sekitar Rp40.000 sudah hampir mendekati HET,” tambahnya.
Perlu diketahui, saat ini Kementrian Pertanian sedang memproses Rekomendasi Izin Produk Holtikultura (RIPH) ke Kementiran Perdagangan terkait impor bawang putih dari Cina sebanyak 103ribu ton diharapkan bisa secepatnya diproses.
“Pemerintah Pusat sangat hati-hati menentukan kebijakan impor, terutama dari Cina, yang dilarang itu hewan hidup yang akan menyebarkan virus corona. Sedangkan produk holtikultura selain bawang kan ada buah-buahan itu masih diperbolehkan,” tandas Elly.
(iwnaruna/Azay)
Discussion about this post