METROJABAR.ID- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan, untuk memproduksi 11 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Target ini dibuat agar Jawa Barat mampu mengejar swasembada pangan pada akhir tahun 2024 ini. Selain produksi gabah kering, pemetaan masalah juga segera dibenahi.
Hal itu diungkap Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin usai rapat Ketahanan Pangan dan Produktivitas Pertanian dengan perwakilan Kementan RI di Gedung Sate.
“Targetnya tahun ini 11 juta ton (GKG), ini masih ada waktu sampai Desember kan ya Insyaallah tercapai, kita ada juga digitalisasi untuk memantau perjalanan produksi pangan,” kata Bey.
Bey menekankan, untuk mengejar target itu, perbaikan tata kelola dan niaga menjadi hal krusial sehingga tidak ada lagi kelangkaan beras di wilayah Jawa Barat yang merupakan salah satu lumbung padi nasional.
“Jadi beberapa waktu kemarin kan sempat ada beras naik harga dan susah di berapa ritel. Nah itu kami pikir Jawa Barat sebagai lumbung padi kedua itu, kami berharap tahun ini kami perbaiki semuanya termasuk tata kelola, tata niaganya,” ujarnya.
Menurutnya, penataan akan melibatkan BUMD yang bergerak di bidang pangan dan cadangan pangan. Bey menegaskan, target swasembada pangan bisa terealisasi seiring komitmen yang terjalin dari seluruh kepala daerah di Jabar.
“Jadi para bupati/wali kota turun ke lapangan yang nanti Pak Sekda saya tugaskan untuk memonitor tiap minggu permasalahan ini dan juga terkait dengan pompanisasi Pak Menteri sudah mempersilahkan Jawa Barat untuk berapapun kebutuhan ini kita penuhi untuk irigasi sebagai salah satu yang kunci dalam sawah,” jelasnya.
Adapun musim panen raya di Jabar dimulai pada akhir April hingga awal Mei 2024 dan selanjutnya memasuki masa tanam kembali pada Juni mendatang. Namun menurut prakiraan BMKG, curah hujan akan terus menurun setelah Mei nanti dan berpotensi terjadi kekeringan hingga gagal panen.
Karena itu, Bey menginginkan agar ditingkatkannya produksi sawah tadah hujan yang salah satunya melalui pompanisasi. Kementan RI juga telah mengalokasikan bantuan pompanisasi sebanyak 2.500 titik untuk akselerasi perluasan tanam sawah tadah hujan di Jabar.
“Perlu ada instrumen untuk menjaga ketersediaan air antara lain dengan pompanisasi. Namun penerima pompanisasi harus jelas dan sesuai target sehingga saya meminta pemerintah kabupaten/kota membuat pemetaan lahan dan lokasinya tutup,”. (Red./Jamilul)
Discussion about this post