KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Luapan Sungai Cikapundung yang menyebabkan banjir di Gang Apandi, Braga, menghasilkan sisa sampah bercampur lumpur. Dikatakan oleh Koor Wilayah Cibeunying, Adang Suhenar sampai Minggu (14/1/2024) kemarin siang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung telah mengangkut sebanyak 12,6 ton sampah.
“Sampai hari ini sejak Jumat (12/1) sampah diangkut sebanyak 36 meter kubik. Kalau dikali 0,35 kira-kira ada 12,6 ton sampah. Penanganannya kami sediakan truk sampah kapasitas 6 meter kubik, sebagian lagi diangkut dengan pikap,” ungkapnya.
Adang menjelaskan pada hari kerja, disediakan 2 truk dan 2 pikap yang siap mengangkut 2 ritase, dari titik penjemputan sampah ke pool penampungan. Nantinya, sampah-sampah yang telah diangkut akan dipilah dan 70% dikirim ke TPA Sarimukti.
“Sampai saat ini prosesnya masih berjalan. Masyarakat yang sudah mulai membersihkan rumahnya bisa menaruh sampah ke tiga titik salah satunya di Suniaraja. Sampah lumpur diangkut oleh DSDABM, sampah besar dan sisanya kami angkut, taruh dulu di Pool Sadang Serang dekat kantor DLH, untuk kami pilah,” ujarnya.
Adang menyebut, diperkirakan ada 30% sampah besar seperti kasur, lemari, kursi, yang masih bisa didaur ulang. Sampah besar ini kemudian akan dipermak atau diambil bagian pentingnya untuk didaur ulang. Sementara sampah yang terbawa arus banjir, dikirim ke TPA Sarimukti.
“Kami sudah upayakan, ada yang tetap didaur ulang. Tapi ada pula sampah yang terbawa arus, itu yang harus dikirim ke TPA. Pasti akan mempengaruhi ya (sisa kuota), tapi saya belum tahu detailnya,” ucap Adang.
Seperti diketahui pada Kamis (11/1), banjir luapan Sungai Cikapundung menerjang Kota Bandung. Banjir ini terjadi akibat jebolnya tanggul aliran Sungai Cikapundung. Diduga, jebolnya tanggul disebabkan karena Sungai Cikapundung tidak sanggup menampung kiriman air dari wilayah Lembang.
Salah satu permukiman warga Gang Apandi, Braga, Kota Bandung pun terdampak. Banjir merendam ratusan rumah warga. Dari data BPBD Jabar ada 600 unit rumah yang terendam banjir. Sementara data Diskar PB menyebut ada 857 jiwa dari 400 KK yang terdampak. (Red./Edi Haryanto)
Discussion about this post