KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Ketidakmerataan PPDB yang terjadi di Kota Bandung menjadi perhatian Yoel Yosaphat, Anggota DPRD Kota Bandung dari PSI. Sebagaimana ramai diberitakan media, SDN 206 Putraco yang terletak di Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, menjadi sorotan karena dalam PPDB 2022 ternyata hanya ada 3 murid baru yang mengikuti pendaftaran.
“Pertama, saya memahami bahwa PPDB kita masih menggunakan sistem zonasi, di mana tentunya juga dipertimbangkan berapa jumlah anak-anak di suatu daerah, dibandingkan dengan jumlah sekolah yang dekat tempat tinggal mereka,” tutur Yoel di Fraksi PSI/PKB DPRD Kota Bandung Jalan Sukabumi 30 Bandung, Rabu (13/7/22).
“Meskipun pihak sekolah menyatakan sudah ada puluhan siswa yang mendaftar, kejadian ini masih menunjukkan bahwa sistem zonasi ini tidak berjalan. Seperti apa evaluasi dari Dinas Pendidikan?” tambahnya.
Faktor yang disebutkan menjadi penyebab adalah informasi mengenai SDN 206 Putraco Indah adalah sekolah inklusi.
“Saya kira pada PPDB kali ini, SDN Putraco Indah tidak menyatakan diri secara khusus sebagai sekolah inklusi, bukan? Dan nyatanya tidak ada murid berkebutuhan khusus yang mendaftar. Jadi, alasan ini adalah sekolah inklusi sehingga orang tidak mau mendaftar di sini rasanya berlebihan. Siapa yang melabeli SDN Putraco sebagai sekolah inklusi?
Demikian juga kalau dikatakan ada banyak sekolah elit atau favorit, bukankah berlaku sistem zonasi? Tidak semua murid berasal dari orang tua mampu memasukkan anaknya ke sekolah elit yang jauh, tidak sesuai sistem zonasi. Yang menjadi pertanyaan lebih besar adalah, apakah ada anak-anak usia sekolah di sekitar SDN Putraco Indah yang tidak bersekolah?
Apakah ada hambatan lain, misalnya permintaan sumbangan masuk sekolah, yang dikenakan? Saya kira hal-hal ini perlu diteliti kembali oleh Dinas Pendidikan. Kita harus memastikan semua anak di Kota Bandung bersekolah selama 9 tahun. Kami akan terus mengawasi PPDB 2022 ini.” ungkap Yoel.
Lebih jauh Yoel beranggapan bahwa pemerata kualitas sekolah harus menjadi segera dicapai. “Kalau kualitas sekolah merata, tidak akan ada lagi orang berebut masuk sekolah tertentu, sehingga pendaftar tidak merata. Semua sekolah idealnya memiliki kualitas pendidikan yang sama.”, pungkas Yoel. (Red./Annisa)
Discussion about this post