KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Memasuki pekan kedua November 2021 ini, harga minyak goreng masih terpantau mahal.
Data dari situs resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional sejak Selasa (8/11/2021), minyak goreng kemasan bermerk 1 tembus Rp18.250 per kilogram.
Angka tersebut naik sebesar 1,11 persen atau Rp200.
Kendati naik, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengimbau masyarakat tetap bijak dan tidak panik saat berbelanja terkait kenaikan harga minyak goreng.
Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa memastikan pasokan minyak goreng tetap aman.
Untuk itu, Disdagin mengimbau agar masyarakat tidak panic buying. Sebab pembelian secara panik dari masyarakat justru akan memberikan dampak lain yang bisa berpengaruh kurang baik terhadap minyak goreng di pasaran.
“Jangan panic buying terkait adanya kenikan ataupun isu kelangkaan. Insyaallah, tidak ada kelangkaan. Jangan menumpuk minyak besar-besaran, itu akan memicu dampak lain,” kata Meiwan saat menjadi narasumber di Bandung Menjawab di Auditprium Balai Kota Bandung, Kamis (11/2022/2021) kemarin.
Meiwan menuturkan, kenaikan harga minyak goreng ini merupakan isu nasional, karena terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Persoalan ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan.
Meiwan mengatakan, menurut informasi dari pemerintah pusat, kenaikan minyak goreng akibat naiknya harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah sebagai bahan utama minyak goreng.
“Kenaikan harga ini pemicunya adalah seperti yang dikatakan Kemendag, yaitu dipicu kenaikan harga CPO. Karena harga CPO mengikuti harga pasaran minyak dunia, dan CPO ini adalah bahan baku utama minyak goreng,” ujarnya.
“Selain itu, produksi kelapa sawit juga mengalami penurunan. Sehingga harga cenderung merangkak naik,” imbuhnya.
Kendati masalah harga dipengaruhi oleh harga pasaran minyak dunia dan kewenangannya di pemerintah pusat, Meiwan menyatakan, Disdagin Kota Bandung tak lantas tinggal diam. Pihaknya terus memantau dan berkoordinasi untuk menjaga ketersediaan stok minyak goreng di pasaran.
“Kita terus memantau harga dan pasokan distribusinya. Jangan sampai pasokannya tidak ada. Hasil pemantauan di lapangan, barangnya insyaallah masih ada. Kita terus koordinasi dengan Disindag Jabar dan koordinasi dengan distributor dan Aprindo,” katanya. (Red./Annisa)
Discussion about this post