KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Posko Oksigen Jabar, telah mengumpulkan 7.000 tabung oksigen selama masa darurat oksigen hingga saat ini.
Jumlah 7.000 tabung oksigen yang setara dengan Rp20 miliar itu berasal dari pemerintah dan juga donasi dari berbagai pihak.
Seperti halnya pada giat donasi lima lembaga yang menyerahkan 600 tabung oksigen pada Posko Oksigen Jabar, di Posko Oksigen Jabar, Bizpark Kopo, Kota Bandung, Rabu, 29 September 2021.
Kelima lembaga tersebut yaitu dari Bank Indonesia, Bank Bjb, Benih Baik, Askrida dan Indocement.
Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq mengatakan, tak terasa selama hampir tiga bulan atau sejak Juli pihaknya sudah mengumpulkan 7.000 tabung oksigen dari berbagai pihak termasuk 600 tabung oksigen yang mereka terima pada saat itu.
Menurut dia, tabung oksigen yang baru mereka terima merupakan tabung oksigen impor yang dipesan sejak Juli dan baru terkirim saat ini. Sehingga baru disalurkan pada bulan September ini.
“Selanjutnya dari 600 tabung ini, 10 persen kami simpan di gudang dan sisanya kami sebarkan ke Posko Oksigen di 27 kota kabupaten serta ke Rumah Sakit-Rumah Sakit di Jabar,” ujar Hanif.
Diakui dia, terakhir pihaknya telah menyalurkan 1.300 tabung oksigen pekan lalu.
Selanjutnya, pihaknya pun masih terbuka menerima donasi tabung oksigen. Selain itu, pihaknya pun menerima donasi konsentrator oksigen. Saat ini di gudangnya terdapat ratusan konsentrator yang siap untuk disalurkan ke rumah sakit-rumah sakit.
Gentur Wibisono dari Bank Indonesia perwakilan Jawa Barat mengatakan, bantuan tabung oksigen merupakan bagian dari empati, reaksi dan aksi Bank Indonesia terhadap kondisi pandemi.
“Ini adalah program sosial Bank Indonesia (PSBI). Tak hanya untuk musibah, keagamaan dan pendidikan, pandemi ini juga kita upaya dalam meringankan beban pemerintah,”ucapnya.
Dia menambahkan, bantuan oksigen sebagai bagian dari ketahanan oksigen di Jabar.
Arif Suryawan, perwakilan dari Bjb mengatakan, bantuan tabung oksigen guna merawat optimistisme di tengah pandemi yang telah memporak porandakan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
“Alhamdulillah melandai tapi bukan berarti lengah. Bantuan ini bagian dari ketahanan kita,” ucap dia. (Red./Azay)
Discussion about this post