
SUKABUMI, METROJABAR.ID- Ada-ada saja ulah Firman Nurhikmat, pria asal Kabupaten Bandung ini menangis saat petugas Satgas COVID-19 dan anggota Satlantas Polres Sukabumi memintanya untuk menjalani rapid test.
Bukan sekedar menitikan air mata, pria itu meraung-raung menolak dan bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tak pernah disuntik. “Haduh pak seumur hidup saya tidak pernah disuntik pak,” teriaknya saat sejumlah petugas membujuknya agar mau menjalani rapid test.
Awalnya Firman memilih bertahan di luar pos pengecekan Kampung Benda, Kecamatan Cicurug, perbatasan Bogor – Sukabumi. Beberapa polisi kembali membujuk sopir travel itu. Karena tetap menolak, akhirnya polisi menggandeng tangannya masuk ke dalam pos pengecekan.
Sambil terisak-isak, Firman akhirnya menjulurkan telunjuk tangan kanannya ke Satgas COVID-19. Secepat kilat, jarum pengambil darah karena beberapa kali ia menarik telunjuknya saat jarum rapid akan ditempel. Mengetahui proses rapid selesai, Firman buru-buru keluar dari ruangan pengecekan.
Kepada wartawan Firman mengaku memang dalam perjalanan mengantar penumpang dari Jakarta ke Sukabumi. Ia mengaku kaget karena tiba-tiba kendaraannya dihentikan petugas.
“Kaget aja tiba-tiba dihentikan,begitu tahu di rapid saya juga kaget karena belum pernah disuntik. Setelah disuntik ternyata enggak sakit, tapi bagus sih dengan adanya rapid jadi ketahuan saya reaktif atau tidak,” tutur Firman.
Kepada petugas Firman mengaku rapid yang diadakan perusahaan travelnya pun ia sengaja menghindar. Namun akhirnya dia “kena” test rapid juga ketika mengantar penumpang.
Hasil rapid Firman menunjukkan non reaktif, berbeda dengan saat pertama akan di rapid test dia terlihat banyak mengumbar senyum. “Alhamdulillah non reaktif katanya, penumpang saya juga aman semua,” tuturnya sambil memamerkan surat non reaktif yang ia dapatkan.
Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Riki FM mengatakan pihaknya menggelar rapid test di sejumlah perbatasan salah satunya di Terminal Benda, Kecamatan Cicurug. Langkah itu dilakukan untuk mengecek pengendara yang akan masuk ke titik lokasi di wilayah hukum Polres Sukabumi.
“Salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, pengendara yang masuk terutama pelat nomor luar daerah kami rapid. Ada beberapa sopir yang menolak mereka memilih putar balik,” kata Riki. (Red./Alin)
Discussion about this post