KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pelaku Event Bandung (PEB) yang terdiri dari hampir seluruh pengelola acara dan pekerja seni di Kota Bandung menggelar Simulasi Event Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Click Square Mall, Jalan Naripan, Kota Bandung, Sabtu 15 Agustus 2020.
Kegiatan tersebut merupakan syarat agar Pemerintah Kota Bandung dapat merelaksasi beragam acara di Kota Bandung. Kegiatan ini ditinjau langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik, Kepala Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, perwakilan Dinkes Kota Bandung, dan kewilayahan.
Pada simulasi tersebut, penyelanggara acara mewajibkan setiap pengunjung mengenakan masker dan memeriksa suhu tubuh. Penyelenggara juga menyediakan hand sanitizer.
Pengunjung juga dibatasi kepasitasnya dengan tetap saling menjaga jarak.
Sedangkan para petugas dan penampil memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, sarung tangan, dan pelindung wajah.
Selain itu, peralatan yang dipakai dari mulai pengangkutan, pemasangan perlengkapan, hingga selesai pelaksanaan acara dilakukan dengan standar protokol kesehatan.
Ketua Pelaksana Simulasi Event, Adithya Permana mengatakan, aspek utama dalam simulasi tersebut mengutamakan keselamatan personal dan personil, menerapkan physical distancing, prosedur keselamatan, pengelolaan audiens, dan penguatan aturan fasilitas kesehatan.
“Simulasi ini bertujuan untuk membangun komunikasi dan koordinasi seluruh stakeholder terkait, dan memberikan panduan atau prosedur teknis untuk setiap proses penyelenggaraan acara,” katanya.
“Dengan memastikan keselamatan seluruh pihak yang terlibat, sehingga kegiatan ini menjadi Standar Operasional Prosedur untuk penyelenggaraan acara ke depannya,” lanjutnya.
Pada simulasi yang diisi dengan penampilan musisi dan penari Bandung, exhibition, talkshow, dan nonton film di area terbuka, mendapat apresiasi karena sudah menerapkan standar protokol kesehatan yang cukup baik.
Hal ini pun diapresiasi oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
“Saya mengapresiasi simulasi pada hari ini dari sejak awal masuk, malah saya surprise pengukur suhu tidak memakai thermogun, termasuk hand sanitizer yang touchless. Teman-teman pelaku event bisa berinovasi dan berkreasi,” ucap Yana.
Menurut Yana, dalam Peraturan Wali Kota (Perwal), kegiatan event saat ini sudah memungkinkan untuk dilakukan relaksasi dengan syarat standar protokol kesehatan yang ketat.
“Yakinkan Pemkot Bandung yang akan membuat regulasi bahwa apa pun yang dilakukan teman-teman itu tetap menerapkan standar protokol yang sangat ketat. Sehingga pegiat event bisa berkreasi melakukan aktivitas kegiatanya,” ucapnya.
“Prosedurnya sederhana, misal yang ingin mengadakan suatu event, buat surat untuk Pemkot melalui Disbudpar, nanti akan dievaluasi, termasuk bisa disampaikan presentasi soal standar protokol kesehatannya,” katanya.
Yana pun menegaskan prosedurnya tidak bisa kolektif, misalnya melalui asosiasi. Namun setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus membuat surat permohonan masing-masing.
“Minimal dengan hal tersebut, kita bisa sharing, saling diskusi tentang pelaksanaan protokol kesehatannya. Kalau kita sudah diberi keyakinan bisa dijalankan. Kalau seperti hari ini, insyaallah kita kasih izin,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan PEB punya komitmen kuat untuk membangkitkan kembali event di Kota Bandung dengan standar protokol kesehatan yang diterapkan dalam simulasi tersebut.
“Yang kita jual saat ini justru standar protokol kesehatannya. Jadi orang memastikan untuk datang ke tempat acara. Itu yang yang dijualnya. Promosinya sudah berbeda,” katanya.
Menurutnya, simulasi yang dilakukan PEB akan dijadikan percontohan untuk kegiatan di Jawa Barat. Karena sektor pariwisata dalam bidang event ini ada sekitar 69.000 orang yang terdampak setelah 5 bulan tidak berjalan.
“Saya lihat sendiri proses dari awal simulasi, betul-betul memperhatikan standar protokolnya. Ini harus ditingkatkan ke Jawa Barat untuk dijadikan percontohan. Seperti inilah melaksanakan acara saat AKB. Meski kapasitas dibatasi tidak seperti dulu lagi, sisanya bisa saja dengan virtual,” katanya.
Sedangkan Kepala Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, Pemkot Bandung sangat memperhatikan terkait masalah atau isu Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi.
“Kita sangat memperhatikan keberlangsungan sektor pariwisata, khususnya seni budaya, ekonomi kreatif, dan yang lainnya. Kita melaksanakan evaluasi sebagai bentuk perhatian Pemerintah dalam Perwal yang diterbitkan,” katanya.
“Contohnya kita merevisi terkait “drive in” cinema, padahal ‘drive in’ tidak hanya cinema tapi konser juga bisa. Live music pun asalnya tidak boleh, sekarang cafe, hotel, wedding sudah bisa melaksanakan. Termasuk tempat hiburan, tapi dengan standar protokol kesehatan,” jelasnya. (Red./Azay)
Discussion about this post