KOTA BANDUNG, METRO JABAR.ID– Berdasarkan keterangan Sekertaris Gugus Tugas Covid -19, Jawa Barat yaitu H. Daud Achmad didampingi Kepala Dinas UKM Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji yang merangkap gugus tugas Covid-19, menjelaskan kondisi pelaku UKM sangat terdampak oleh Pandemi Covid-19, jumlahnya mencapai 37,119 UKM di Jabar , berdasarkan data dari Kabupaten dan Kota dari 100 persen sekitar 90 persen terdampak pada awal April sudah mati memproduksi barang,”ujar Kusmana.
Imbas dari Epidemi Covid-19, akibat pasar menurun, pemasaran terbatas, daya beli turun serta produk UKM tidak tersalurkan, namun menurut Kusmana untuk menyikapi masalah tersebut pemerintah Pusat dan Daerah sejalan dengan memberi stimulus pada pelaku UKM, ujarnya di Gedung Sate Bandung. ( 6/7/20).
” Melalui Stimulus Relaksasi pembayaran kredit KUR dan Non KUR, untuk KUR suku bunga dibebaskan dan ditanggung pemerintah untuk tiga bulan pertama, termasuk anggsuran tiga bulan dan suku bunga ditanggung pemerintah. Sedangkan yang Non KUR ( Komersial), suku bunga ditanggung pemerintah selama 3 bulan, angsuran berikutnya 50 persen angsuran dibayar kembali melalui Perbankan atau Bank – Bank seperti BJB dan Bank lainnya”.
Dinas UKM secara khusus membantu para pelaku UKM untuk bangkit dipasca Pandemi, sesuai dengan intruksi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid -19 Provinsi Jawa Barat melalui Fasilitas dan Pembiayaan APBD Jabar, agar UKM melaksanakan Produk dan Pemerintah menyerap hasil karya pelaku UKM, terutama pembuatan masker agar bangkit kembali ekonomi masyarakat, upaya kita pada awal menyerap produk target 10 juta masker untuk disalurkan kemasyarakat melalui UKM yang layak, saat ini sekitar 200 usaha micro kecil yang diberdayakan.
Untuk selanjutnya 400 sampai dengan 500 UKM akan diberdayakan untuk memproduksi delapan juta masker dengan spesifikasi masker khusus, kata H. Kusmana Hartadji. “Alhamdulillah saat ini pelaku UKM untuk meningkatkan bisnisnya dari 13 persen yang menggunakan Digitalisasi sekarang sudah mencapai 20 persen yang menggunakan Digitalisasi dan sudah menginfetalisir 800 sampai 1000 UKM yang menproduksi APD , didistribusikan ke lembaga, Dinas , pasar bahkan pesantren “, jelasnya pada media. (Red./Annisa)
Discussion about this post