KOTA BANDUNG, METRO JABAR.ID
Mini Lab Food Security masuk jajaran 15 besar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Inovasi di bidang pangan itu kini dilengkapi dengan aplikasi e-wasmut.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial hari ini, Jumat, 3 Juli 2020 mempresentasikannya kepada Tim Panel Independen Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovations 2020 dari Kemenpan RB. Presentasi dilanjutkan dengan wawancara.
Wali kota dalam presentasinya menyatakan, inovasi Mini Lab Food Security sebagai solusi atas kekhawatiran Pemerintah Kota (Pemkot) terhadap kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat Kota Bandung. Tujuannya, agar pangan yang beredar di Kota Bandung terjaga keamanan dan kesehatannya.
“Kami ingin memberikan kepastian rasa aman dan nyaman bagi masyatakat Kota Bandung dalam mengkonsumsi pangan. Karena Bandung bukan kota produsen, tapi kota konsumen. Jadi kami ingin dapat kepastian pangan yang masuk ke Kota Bandung aman,” katanya.
Wali kota menuturkan, dengan adanya inovasi ini memerhatikan kesehatan dan keamanan bagi masyarakat. Selain itu juga membuka kesadaran para pedagang di 33 pasar tradisional serta 61 pasar moderen untuk turut menjaga kualitas pangan di Kota Bandung.
“Dengan adanya inovasi ini terasa oleh kami pedagang memiliki kesadaran cukup tinggi. Ini yang terpenting peradaban mulai bergerak di Kota Bandung,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menuturkan, saat ini Mini Lab Food Security sudah ada di seluruh pasar. Bahkan sejumlah pasar modern menghadirkan alat pengujian secara mandiri.
Gin Gin mengungkapkan, Dispangtan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petugas mini lab di pasar. Sehingga pengujian bisa dilakukan sendiri di masing-masing pasar dan dilakukan secara berkala.
“Sebanyak 33 pasar secara teknis mempunyai mini lab, jadi mereka bisa melakukan tes sendiri. Ada 7 alat untuk memeriksa kehalalan, kesehatan dan keamanan. Itu bisa dilakukan dengan cepat dalam waktu beberapa menit hasilnya bisa diperoleh,” katanya.
Gin Gin menuturkan, hasil dari pemeriksaan kemudian dimasukan ke dalam aplikasi bernama e-wasmut. Sehingga pengawasan mutu ini bukan hanya terdokumentasi secara rapih, namun juga terpublikasikan.
“Kemudian dari situ pelaporan hasil sebagai kinerja pemerintah termasuk publik bisa lihat dari hasil pemeriksaan lanjutan itu. Kita punya aplikasi e-wasmut. Jadi satu paket pemeriksaan dilakukan pengawasan ini dianggap jadi satu inovasi,” jelasnya.
Gin Gin mengungkapkan, pihaknya juga memiliki Satuan Tugas (Satgas) pemeriksa pangan yang siap terjun ke lapangan. Tim ini berbekal sebuah mobil berisi mini lab mobile serta 5 unit sepeda motor untuk memudahkan pergerakan dan mempercepat respon temuan di lapangan.
“Setiap saat melakukan dan memastikan bahwa pangan yang beredar aman. Kadang kita membeli sampel, seperti kasus jamur enoki. Kita langsung periksa,” katanya. (Red./Annisa)
Discussion about this post