KOTA BANDUNG, METRO JABAR.ID
Program pemeliharaan anak ayam dan pohon cabai bagi siswa SD dan SMP menampakan hasil positif. Sejumlah siswa yang berhasil memelihara dengan baik lantas mendapat apresiasi pada Chicken Fair yang digelar di Alun-alun Ujungberung, Senin (9/3/2020).
Bibit ayam yang dibagikan pada akhir November 2019 lalu, kini sudah memasuki masa panen. Sebanyak 12 sekolah yang mengikuti program ini pun memamerkan perwakilan ayam terbaik hasil pemeliharaan para siswa.
Tidak sedikit juga, ayam pemeliharaan para siswa sudah bertelur. Sedangkan para siswi juga tak kalah eksis dengan memajang pohon cabai terbaik yang mereka rawat.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial tidak menyangka melihat tingkat keberhasilan program ini. Menurutnya pemeliharaan ayam dan cabai ini telah tepat sasaran sebagai bagian dari pola pembelajaran Aktif Kolaboratif Integratif (AKI) menuju Bandung Masagi.
“Alhamdulillah tadi saya melihat pertumbuhan ayam yang diurus sangat baik sekali. Ada yang di atas rata-rata sampai 2 kilo. Saya berharap keberhasilan anak-anak mengelola anak ayam ini berhasil,” ungkap Oded di sela-sela acara Chicken Fair.
Oded memaparkan, sejak awal tujuan utama dari program pemeliharaan ini untuk membentuk karakter siswa. Dengan beragam aspek seperti kerja sama, kedisiplinan, tanggung jawab, kreativitas sampai pada kepekaan kepada sesama makhluk hidup.
Selama program ini berjalan, Oded ikut memantau prosesnya dengan berkomunikasi secara langsung menanyakan kepada guru dan para siswa. Ia ingin memastikan agar program ini bergulir sesuai konsep dan mencapai target.
“Tujuannya mencetak anak-anak berkarakter, bukan hanya cerdas secara intelektual, emosional, sosial dan bahkan spiritual. Saya sangat bangga karena filosofi program ini merupakan pembentukan karakter,” penjelasan Oded.
Oded juga sangat terkesan karena anak-anak sudah mulai tumbuh jiwa wirausaha. Selain dipajang untuk penilaian, sejumlah sekolah pun menawarkannya sejumlah ayam terbaiknya untuk dijual.
Sebagai bagian dari apresiasi upaya siswa ini, Oded membeli satu ayam dari setiap perwakilan sekolah. Selain itu, bibit cabai terbaik pun turut dia beli seharga Rp100.000.
“Luar biasa enterpreneurnya bagus, sampai menawarkan dengan sejumlah harga. Mudah-mudahan dengan begitu program Bandung Masagi bisa berhasil,” tutur Oded.
Menurut laporan dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati dan tim Dinas Pendidikan bahwa program pemeliharaan ini juga turut mengurangi penggunaan gawai. Setelah dievaluasi, program pemeliharaan ini kembali dilanjutkan. Jangkauan program ini juga diperluas dengan melibatkan lebih banyak sekolah.
“Saya sudah minta ini harus dilanjutkan. Kalau kemarin ada 12 sekolah, nanti kita lihat berapa sekolah lagi? Bertahap saja. Alhamdulillah itu (penggunaan gawai) berdasarkan hasil pantauan dari Dinas Pendidikan dan Mahasiswa dan mahasiswi UIN itu berhasil,” keterangannya.
Menyambut harapan tersebut, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan), Gin Gin Ginanjar menyebutkan, pada acara Chicken Fair ini turut hadir para kepala sekolah di Kota Bandung. Para kepala sekolah tersebut sudah siap dan antusias ingin turut menjalankan program pemeliharaan anak ayam dan bibit cabai.
“Kita sudah merencanakan tahun 2020 lebih berkembang lagi dengan menambah sekolah lain, dan sekarang sudah hampir semua sekolah siap menerima. Kita siap suport. Nanti kita ingin keterwakilan dari utara, tengah atau wilayah lain ada,” ujar Gin Gin.
Di tahun 2020 ini, Gin Gin akan menyiapkan 10.000 ekor anakan ayam atau Day Ol d Chik (DOC). Selain itu, kesiapan dukungan lainnya untuk menambah pengadaan kandang percontohan dan pelatihan pembuatan pangan alternatif.
“Kita merencanakan ada 10.000 anak ayam yang kita siapkan. Kita akan budidaya sendiri. Kita akan membagikannya pada April atau Mei. Nanti akan bertahap pembagiannya,” tandas Gin Gin. (iwnaruna/Azay)
Discussion about this post