Metrojabar.id, Bandung – Sejak 15 Februari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mulai melakukan Sensus Penduduk secara online melalui website sensus.bps.go.id hingga 31 Maret 2020 mendatang. Untuk itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengimbau seluruh warga Kota Bandung untuk mendukung dan berpartisipasi dalam Sensus Penduduk tahun 2020 tersebut.
“Sejak 15 Februari lalu websitenya sudah resmi dibuka sampai 31 Maret 2020. Berikanlah data dengan jujur, dan layani petugas sensus sebaik mungkin, baik itu sensus penduduk online maupun sensus penduduk wawancara,” katanya saat menerima kunjungan dari BPS dan Disdukcapil Kota Bandung, di Balai Kota Bandung, Senin (24/02/2020).
BPS memulai sensus pada 15 februari hingga 31 Maret mendatang. Kemudian dilanjutkan Sensus Penduduk Wawancara pada Juli 2020.
Menurut Oded, Sensus Penduduk Tahun 2020 ini merupakan momentum yang penting untuk mencatat Indonesia menuju Satu Data Kependudukan Indonesia.
“Data hasil sensus ini sangat bermanfaat dalam merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan nasional dan daerah yang berdaya saing dan berkeadilan, serta meningkatkan efektivitas alokasi Sumber Daya Pembangunan,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Kota Bandung, Aris Budiyanto mengatakan, kunjungannya ini untuk meminta dukungan agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam sensus secara online di periode waktu yang ditentukan.
“Caranya cukup membuka website, lalu masukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan Nomor KK (Kartu Keluarga) yang berasal dari Disdukcapil, kemudian akan mengisi captcha dan ada filter masing-masing individu berupa password yang berbeda-beda, supaya tidak diketahui oleh KK lain,” katanya.
Aris menjelaskan, data dari Disdukcapil yang diambil untuk Sensus Penduduk ini adalah periode bulan Juni 2019. Jika NIK dan Nomor KK terdaftar setelahnya, akan dilakukan sensus melalui wawancara pada bulan Juli 2020.
“Jadi setelah memasukkan NIK dan KKb tersebut, akan ada cek keberadaan, lalu akan dilanjutkan dengan mengisi keterangan berikutnya seperti keluarga, pendidikan, kesehatan, perumahan, termasuk domisili antara yang di KK dengan yang ‘de factonya’, karena kadang berbeda,” ucap Aris.
Menurutnya, ke depannya dengan Sensus Penduduk pada tahun ini adalah data kependudukan dari Disdukcapil dengan BPS menjadi satu data kependudukan, serta memperoleh data secara “de jure” dan “de facto”.
“Sejauh ini kendala dari sensus ini, dari sosialisasi dan partisipasi masyarakat. Dengan cara sensus online bisa memberikan alternatif pada masyarakat yang sibuk dan susah ditemui di lapangan, karena bisa mengisi sendiri di mana pun berada,” katanya.
Aris mengaku telah menyosialisasikan Sensus Penduduk ini sejak september 2019 sampai ke Kecamatan dan Kelurahan. saat ini tengah menyosialisasikan sampai ke tingkat RT dan RW.
“Untuk sosialisasinya kami juga dibantu dari Diskominfo dengan menampilkan di videotron. Kami juga merangkul tokoh agama dan pemuda untuk mengimbau ke masyarakat. Karena sensus online itu lebih banyak partisipasi dari masyarakatnya sendiri,” katanya.
Sedangkan Kepala Disdukcapil Kota Bandung, Popong Nuraeni sangat mendukung suksesnya Sensus Penduduk Tahun 2020 karena Disdukcapil berdampingan dengan BPS terkait kependudukan.
“Kami menunjang dari sisi kependudukannya. Dan alhamdulillah dengan Sensus Penduduk 2020 ini juga bisa saling membantu kroscek data penduduk. Mudah-mudahan dengan ini penduduk Kota Bandung khususnya dan Indonesia umumnya menjadi data yang lebih akurat lagi,” katanya.(iwnaruna /Azay)
Discussion about this post