
METRO JABAR.ID — Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengingatkan seluruh jajaran pemerintah kota dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat hujan lebat yang diperkirakan masih akan mengguyur wilayah Bandung hingga 11 April mendatang.
“Berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi akan terus terjadi, khususnya di wilayah Bandung Timur dan Utara,” kata Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa 8 April 2025.
Menurutnya, kewaspadaan ekstra harus dilakukan terutama di kawasan Gunung Manglayang, Tahura, dan Lembang sebagai titik rawan yang berpotensi menimbulkan banjir bandang dan longsor.

Farhan mengungkapkan, di dua hari terakhir masa liburan lalu, Bandung sempat diguyur hujan ekstrem yang mengakibatkan berbagai bencana lokal. Beberapa kawasan terdampak di antaranya Citepus dan Cikapundung, meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
“Namun ada kerugian fisik yang cukup terasa, dan ini harus jadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Ia mengapresiasi kesiapan jajaran TNI, Polri, camat, lurah, hingga Satpol PP dan Damkar yang bekerja ekstra dalam menangani dampak bencana. Menurutnya, keberhasilan penanganan tidak lepas dari semangat kerja kolektif yang solid di seluruh lini pemerintahan.
Namun demikian, Farhan menegaskan penanganan bencana tidak boleh hanya reaktif. Ia meminta semua OPD, khususnya yang berkaitan dengan kebencanaan, untuk bersiap dengan rencana kontinjensi dan skenario mitigasi.
“Kita harus tanggap dan cepat. Jangan menunggu kejadian dulu baru bergerak,” katanya.
Menurutnya, edukasi kepada masyarakat harus terus ditingkatkan, khususnya yang tinggal di kawasan rawan longsor dan banjir.
“Libatkan RT, RW, dan komunitas lokal untuk menjadi agen kesiapsiagaan. Deteksi dini dan peringatan dini adalah kunci,” jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga kedisiplinan dan semangat gotong royong dalam menghadapi musim hujan ini.
“Tidak ada program yang berhasil tanpa kerja tim. Kita adalah satu tim besar yang bertugas melindungi warga,” kata dia. (Gilang)
Discussion about this post