KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersinergi dengan World Bank membahas terkait rencana pengelolaan keuangan daerah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara dengan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam hal sistem transfer fiskal, memperkuat hubungan antara perencanaan dan penganggaran, dan pelaksanaan anggaran.
Upaya ini akan membantu meningkatkan pendanaan, pendapatan pajak, meningkatkan hasil belanja pembangunan, dan lebih selaras dengan prioritas pembangunan nasional.
Koswara mengungkapkan, terdapat potensi yang harus digenjot seperti potensi pajak.
“Pajak ini berjalan optimal tinggal efektifitasnya, kedepannya bisa di evaluasi. Terkait PBB, pajak hotel dan sebagainya harus optimal dan tepat,” ungkapnya.
Koswara pun menyinggung soal retribusi harus didorong lebih masif. Meskipun konsep bagi hasil namun upaya ini menjadi salah satu kunci peningkatan pajak.
“Retribusi ada PDAM, parkir, kebersihan, air hingga lahan. Ini sangat memungkinkan untuk diangkat menjadi potensi,” tuturnya.
Ia berharap, dukungan konsep dari World Bank ini bukan hanya pendanaan untuk pembangunan infrastruktur saja, tetapi dukungan juga untuk pendapatan daerah.
“Kita terus upayakan dan ini menjadi pembahasan selanjutnya yaitu pendapatan pajak, retribusi, pengelolaan pendapatan BUMD hingga pemanfaatan ekonomi lahan. Kita harap Bank Dunia tahapan selanjutnya terkait efektivitas belanja juga,” tandasnya.
Sedangkan Urban Specialist Team Leader For Urban Infrastructure Financing, Griya Rufianne mengungkapkan, proses penyusunan strategi pembiayaan infrastruktur Kota Bandung meliputi kondisi eksisting dan potensi pengembangan. Sehingga diperlukan analisis kemampuan fiskal, kebutuhan pendanaan infrastruktur (berdasarkan dokumen perencanaan).
“Ini perlu merancang alternatif pendanaan infrastruktur berdasarkan kemampuan fiskal dan besaran proyek infrastruktur,” katanya.
Menurutnya, sebagai kota metropolitan, Kota Bandung memiliki potensi pengembangan daerah yang mampu meningkatkan pendapatan untuk dimanfaatkan sebagai rencana pembangunan.
“Kota Bandung setiap akhir pekan disinggahi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara, sehingga ini mampu memiliki potensi ekonomi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Griya mengungkapkan, potensi pengembangan ekonomi Kota Bandung saat ini cukup mudah dengan hadirnya transportasi.
“Konektivitas Kota Bandung dengan Jakarta dan berbagai daerah lainnya dengan kesediaan infrastruktur besar. Seperti kereta cepat, Jalan tol yaitu Cipularang, Purbaleunyi, Cisumdawu hingga Bandara Kertajati,” jelasnya.
Griya menambahkan, adapun area pengembangan baru Kota Bandung seperti rencana bergeser dari wilayah bagian Barat ke Kota Bandung bagian Timur.
“Seperti wilayah Gedebage, Stasiun Whoosh, Summarecon dan exit tol Gedebage,” ungkapnya.
Adapun rencana pembangunan infrastruktur mengenai isu perkotaan Kota Bandung beberapa diantaranya, penanganan banjir seperti pengelolaan resapan air, parkir air, dan aliran sungai.
“Upayanya tengah dilakukan yaitu Kolam Retensi. Ada juga nfrastruktur Sumber Daya Air seperti penataan Sungai Cibodas, Rehabilitasi Kolam Retensi Rancabolang, pembangunan stasiun pompa banjir, rehabilitasi tanggul sungai dan pengelolaan dan pengembangan sistem drainase,” ujarnya. (Red./Tugiono)
Discussion about this post