KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Ekosistem mobil listrik di Indonesia terus mengalami perkembangan. Selain mendapat respon positif dari masyarakat, Indonesia memiliki cadangan bahan baku baterai mobil listrik yang melimpah.
Hal itulah yang dimanfaatkan sejumlah produsen untuk mengembangkan inovasi mobil listrik di Tanah Air. Seperti yang dilakukan sebuah perusahaan asal Bandung PT Teknologi Sahabat Alam (TESA) yang mengembangkan produk mobil autonomous driving atau mobil self driving.
Mobil otonom itu merupakan mobil dengan teknologi tinggi yang dapat berjalan sendiri secara otomatis di bawah pengawasan pengemudi di jalur yang telah ditentukan melalui program.
“Kita buat mobil otonomous yang bisa mengikuti track line. Jadi dia ngikutin track line yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk titik pemberhentiannya ditentukan sesuai kebutuhan user. Setelah diprogram dia akan berhenti di titik tersebut,” ucap Dirut TESA Nurbuana, Kamis (8/8/2024).
“Jadi seperti busway ada haltenya, ada jalur sendiri, cuman dia gak perlu driver, cukup pakai aspal biasa dan di cat untuk track linenya, dia sudah bisa ngikutin otomatis,” sambungnya.
Selain itu, ada juga mode yang membuat mobil otonom itu bisa berjalan dengan kombinasi remote dan track line. Mode ini cocok digunakan sebagai angkutan perumahan atau angkutan umum yang tidak memiliki halte. Selain itu, ada pula mode yang menggunakan full remote.
Dengan mengusung konsep autopilot pada tersebut, Buana memastikan jika mobil otonom ini tidak akan keluar dari track yang telah diatur sebelumnya. Mobil ini juga terbilang unik. Sebab bentuk mobil tersebut kotak. Body menggunakan mayoritas bahan kaca panoramik
“Jadi otonomus ini memang supirnya gak ada, ini berdasarkan program yang mirip dengan AI, jadi dari data yang didapat kita buat algoritma sehingga resultnya sesuai keinginan. Misalnya kalau dia belok dan keluar dari jalur itu, dia bisa mundur balik lagi ke line yang sebelumnya baru ngikutin lagi, kita yang program,” terangnya.
Menurut Buana, proses pembuatan mobil otonom itu 100 persen menggunakan bahan baku lokal asal Indonesia. Mobil otonom itu juga memiliki keunggulan pada ketepatan waktu, efisiensi hingga kombinasi sensor kamera, sensor jarak, dan alogaritma.
“Jadi walaupun ini otonomus kalau ada orang nyeberang atau benda yang menghalangi jalur, dia akan berhenti. Karena ada sensor tadi,” tutup Buana.
Mobil tersebut kini sedang dipamerkan dalam pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2024 di ICC, Cibinong Science Center pada 8-11 Agustus 2024. (Red./Jamilul)
Discussion about this post