KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Bandung menyatakan tak lagi menerima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. RS Muhammadiyah dalam akun Instagramnya, secara terbuka mengungkapkan bahwa sementara waktu memutus kerja sama dengan BPJS.
“Kami dari manajemen RSMB sedang melakukan perbaikan internal dan skenario pelayanan prima jangka panjang. Kami juga dengan berat hati, Manajemen RSMB bersepakat dengan BPJS Kesehatan untuk sementara waktu menghentikan kerjasama,” tulis RS Muhammadiyah Bandung dalam akun instagramnya.
Keputusan RS Muhammadiyah resmi tidak menerima pasien BPJS lagi, akan berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2024 dan untuk pasien cuci darah atau hemodialisa, akan berlaku per 31 Agustus 2024.
“Atas nama manajemen RSMB, kami sampaikan permohonan maaf karena tidak dapat memberikan layanan bagi pasien BPJS Kesehatan per 1 Agustus 2024, kecuali pasien hemodialisa, masih dilayani hingga 31 Agustus 2024,” lanjut keterangan tersebut.
“Layanan kepada pasien umum dan Rekanan Asuransi Non BPJS Kesehatan masih tetap berjalan seperti biasa. Mohon doanya, agar proses perbaikan internal ini dapat segera kami lakukan secara komprehensif untuk memberikan layanan RSMB yang lebih baik,” sambungnya.
Sementara itu secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian membenarkan keterangan tersebut. Ia pun memastikan pelayanan kesehatan bagi para peserta BPJS Kesehatan yang melakukan pelayanan di RS Muhammadiyah Kota Bandung tidak akan terganggu. Sebab, Anhar menjelaskan nantinya mereka akan dipindahkan ke rumah sakit terdekat lainnya.
“Sebanyak 80 persen pasien RS Muhammadiyah, pasien BPJS. Tapi ini tidak menjadi masalah karena pasien-pasiennya bisa dipindahkan ke rumah sakit yang lain,” ungkapnya.
Anhar pun mengungkapkan data, jumlah tempat tidur di 42 rumah sakit di Kota Bandung mencapai 7.057 tempat tidur. Sementara yang telah bekerja sama dengan BPJS mencapai 32 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur mencapai 6.227 tempat tidur.
Sedangkan jumlah tempat tidur di RS Muhammadiyah Kota Bandung mencapai 159 tempat tidur. Anhar menyebut saat ini jumlah keterisian rumah sakit di Kota Bandung mencapai 60 persen atau 3.766 tempat tidur.
“Dengan data tersebut masih terdapat 2.511 tempat tidur yang kosong di rumah sakit yang menerima BPJS. Sehingga kita masih punya cadangan dalam tanda kutip ya tempat tidur yang kosong itu kurang lebih 2500-an tempat tidur,” ujarnya.
“Sedangkan tempat tidur Muhammadiyah hanya ada 159 tempat tidur. Jadi sebenarnya pengalihan ini di atas kertas tentu saja tidak terlalu menjadi masalah. Karena pasien-pasiennya bisa dipindahkan ke rumah lain,” imbuh Anhar.
Ia menyebut yang menjadi tantangan adalah aspek psikologis, karena pasien yang sudah biasa di Rumah Sakit Muhammadiyah dipindahkan ke rumah sakit lain. Maka, Dinkes akan terus melakukan edukasi terutama dari pihak rumah sakit yang akan menerima pemindahan pasien BPJS.
“Jadi sebenarnya pengalihan ini di atas kertas tentu saja tidak terlalu menjadi masalah. Karena pasien-pasiennya bisa dipindahkan ke RS yang lain. Tantangannya mungkin aspek psikologis ya, karena pasien yang sudah biasa di RS Muhammadiyah dipindahkan ke rumah sakit lain. Misalnya dipindahkan ke Pindad, kalau kebetulan pasiennya orang Bandung Timur misalnya, dipindahkan ke Al-Islam. Kita akan sampaikan agar mereka juga mendapatkan pelayanan ya samalah minimal seperti di sana,” tuturnya.
Anhar pun kini menginstruksikan kepada Puskesmas untuk merujuk pasien ke beberapa RS lain yang dekat dengan domisili pasien BPJS. “Kita akan arahkan pasien ke RS terdekat. Prinsipnya yang terdekat. Sekarang Muhammadiyah ditutup, jadi rumah sakit terdekat lainnya akan terbuka,” ungkapnya. (Red./Annisa)
Discussion about this post