KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Masih dalam status darurat sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mengakselerasi penanganan sampah. Seluruh elemen masyarakat berupaya dilibatkan untuk menyelesaikan masalah ini.
Ketua Harian Satgas Darurat Sampah, Ema Sumarna menyampaikan, pihaknya telah melakukan pendekatan ke seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari pedagang, pengusaha hingga akademisi.
Ema mengakui, penanganan sampah ini tak bisa hanya dilakukan Pemkot Bandung. Perlu ada dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, ia berharap seluruh lini memiliki peran untuk mengolah sampah.
“Kita sudah melakukan pendekatan dengan mal-mal di Kota Bandung. Lalu sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, rumah ibadah, hotel, dan restoran. Harapannya mereka juga bisa menyelesaikan sampah di tempatnya masing-masing, sehingga meminimalisir produksi sampah ke Sarimukti,” ungkapnya.
Pemkot Bandung juga telah menjajaki bantuan di wilayah Cijeruk, Sumedang yang rencananya akan dijadikan TPA sementara.
“Di koran hari ini, Bupati Sumedang sudah bicara, memang belum ada yang mengelola lahan tersebut. Akan dibentuk TPA tapi belum dianggarkan, juga mengharapkan bantuan keuangan. Ini tetap diproses walau tidak jadi solusi utama karena kita terbatas kuota Sarimukti,” paparnya.
Tak hanya itu, Ema pun menugaskan para aparat kewilayahan untuk blusukan sekaligus mengedukasi masyarakat terkait pengolahan sampah.
“Kemarin keliling di 7 kecamatan, ada dua kecamatan sudah baik, contoh Cicendo sudah ada loseda, habis sampah organiknya. Lalu dibuatkan kotak seperti sangkar burung, sampah botol minuman kemarin terkumpul dan sudah disedekahkan sampahnya,” ujar Ema dalam rapat penanganan darurat sampah.
Sementara itu, Asisten Pemerintah dan Kesra, Asep Saeful Gufron menyebutkan, Pemkot Bandung juga telah menerima audiensi dengan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung untuk penanganan sampah di lingkup tempat ibadah.
“Masjid Ukhuwah sudah melaksanakan pengolahan sampah mandiri, Pesantren Sirnamiskin juga. Hari ini bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) akan sosialisasi untuk tokoh agama. Mudah-mudahan, ‘ending’-nya semua tokoh agama bisa sosialisasikan lagi,” harap Asep.
Ia mengatakan, Pemkot Bandung akan terus berupaya khusus di lingkup tempat ibadah dengan mengundang pimpinan pondok pesantren dalam sosialisasi darurat sampah.
Sedangkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengaku terus memantau pengelolaan sampah di beberapa mal. Ada 5 pusat perbelanjaan yang sudah mengikuti jejak PVJ dalam mengelola sampah.
“Yakni TSM, Ubertos, The botanical, Balubur Town Square. Bebetapa Mall sudah lakukan pemilahan sampah ada yang mandiri ada yang pihak vendor, misal MIM,” jelas Elly.
Kemudian, menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Eddy Marwoto, sudah ada 3.000 pelajar yang siap menjadi volunteer penanggulangan sampah di Kota Bandung.
“Bidang relawan sudah ada pelatihan pemuda untuk pengolahan limbah plastik jadi cuan. Di Tegallega, dibentuk pemuda peduli lingkungan, ada 3.000 pelajar siap jadi volunteer penanggulangan sampah di Kota Bandung. Siap membantu di kecamatan dan instansi lain,” ungkap Eddy. (Red./Fachrizal)
Discussion about this post