KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) dan Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung kembali menggelar Operasi Pasar (OP) minyak goreng curah di kota Bandung.
Kali ini, giliran Pasar Ciwastra mendapat jatah 10 ton minyak goreng curah seharga Rp13.000 per liternya.
Ketua DPRD kota Bandung, Tedy Rusmawan yang memantau langsung di lokasi menyatakan, para pedagang yang mendapat minyak goreng curah murah tidak boleh menjual ke konsumen melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah yaitu Rp14.000 per liternya.
Meski begitu, Tedy pun memahami kesulitan pedagang yang harus menyiapkan biaya tambahan untuk kemasan plastik dan karet.
“Mereka harus menjual Rp14.000 tidak lebih dari HET, walaupun tadi kita dialog dengan pedagang menyampaikan keluhan karena tidak bisa jual lebih Rp14.000 karena harus ada plastik karet tapi kita menekankan biaya plastik tidak seberapa jadi kita berharap tetap jual Rp14.000 per liter sesuai HET atau kalau mau dikonversi ke kilogram Rp14.400 per kilo dijual tidak boleh lebih,” ungkap Tedy ditemui di Pasar Ciwastra, Senin (21/3/2022).
Dengan opsi tersebut, lanjut Tedy, pedagang pun menyepakatinya dan berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung.
Pasalnya selama ini, kata Tedy, para pedagang mendapat pasokan minyak goreng curah dari grosir dengan kisaran harga Rp17.500 sampai Rp19.000 per liter.
“Ini bagian upaya Alhamdulillah respon pedagang berterimakasih dan harapannya bisa rutin pasokannya. Normalnya mereka membeli untuk minyak goreng curah ke grosir kisaran Rp17.500 hingga Rp18.000 sampai Rp19.000 jadi sangat dirasakan manfaatnya,” tandas Tedy
Di tempat sama, Kepala Disdagin kota Bandung, Elly Wasliyah menambahkan, minyak goreng curah sebanyak 10 ton tersebut memang diprioritaskan khusus untuk para pedagang di Pasar Ciwastra.
Namun tidak menutup kemungkinan jika stok masih tersedia, pelaku UMKM bisa ikut operasi Pasar tersebut.
“Apabila memang stoknya masih ada, maka diizinkan pelaku usaha umkm seperti pedagang gorengan, yang butuh 6 kilo per hari, atau usaha mikro yang membutuhkan agar lebih murah,” jelas Elly.
Untuk operasi Pasar sendiri, Elly mengatakan hanya dilakukan pada hari ini saja.
Namun pihaknya akan terus berupaya mendorong ke Pemerintah Pusat, agar kegiatan tersebut bisa berlanjut di lokasi lainnya di Kota Bandung.
“Hari ini saja. (Tapi) Pemkot Bandung melalui Disdagin ke Kementerian Perdagangan dan Disperindag Jabar terus berupaya, karena kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat dengan 37 pasar maka kami mohon ini tidak terakhir. Pemkot berjuang agar OP terus berlanjut,” tandas Elly. (Red./Annisa)
Discussion about this post