JAKARTA, METROJABAR.ID- Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (25/11) dini hari. Edhy tercatat menjadi menteri pertama Presiden Joko Widodo yang dicokok lembaga antikorupsi.
Edhy ditangkap sesaat setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 1.23 WIB dini hari. Ia diciduk bersama istri serta sejumlah bawahan Edhy di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ketua KPK Firli Bahuri mengonfirmasi penangkapan Edhy. Firli menjelaskan penangkapan ini dilakukan terkait dugaan korupsi penetapan izin ekspor baby atau benih lobster.
“Tadi malam Menteri KKP diamankan KPK di Bandara Soetta saat kembali dari Honolulu (Amerika Serikat), yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin export baby lobster,” kata Firli Rabu (25/11).
Politikus Partai Gerindra itu baru saja melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat.
Berdasarkan keterangan resmi KKP, Edhy kunjungan ke AS untuk memperkuat kerja sama bidang kelautan dan perikanan dengan salah satu lembaga riset di negeri Paman Sam tersebut.
Kerja sama ini dalam rangka mengoptimalkan budidaya udang secara berkelanjutan di Indonesia. Edhy juga akan mengunjungi Oceanic Institute (OI) di Honolulu, Negara Bagian Hawaii.
Edhy sendiri baru diangkat sebagai menteri oleh Jokowi pada Oktober 2019 lalu. Ia ditunjuk untuk menggantikan Susi Pudjiastuti. Namun, baru setahun lebih menjabat Edhy dicokok KPK.
“Urusan ikan, industri perikanan, wisata maritim dan lain-lainnya berada di bawah beliau,” kata Jokowi pada 22 Oktober 2019 ketika memperkenalkan Kabinet Indonesia Maju di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta.
Terkait penangkapan Edhy, Tenaga Ahli Kedeputian Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan pihak Istana belum bisa memberikan komentar sampai ada penjelasan resmi dari KPK.
“Kita di istana belum bisa berkomentar. Arahan pimpinan, nunggu perkembangan di KPK seperti apa,” kata Donny kepada wartawan, Rabu (25/11). (Red./Azay)
Discussion about this post