KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- Ngaliweut merupakan kebiasaan makan bersama dari selingan, waktu rehat ataupun sesudah kegiatan dengan aneka hidangan lauk pauk, lalaban, ikan asin dan sambal yang semuanya dikemas dadakan.
Seperti yang dilakukan sekelompok pemuda Ledeng bersama ngaliwet yang mencoba masakan liweut nasi uduk Yayuk dengan lauk pauk, oseng kangkung, asin sepat, jengkol, tahu dan sambel terasi.
Liweut nasi uduk Yayuk harum dan gurih, seandainya tanpa lauk pun sudah menimbulkan selera makan yang memikat luar biasa, terlebih dengan padanan lauk pauk yang disesuaikan selera.
Nampak terlihat seusai kerja bakti beberesih di Gedong Cai Tjibadak Ledeng semua yang menyantap nasi liweut “Rewog” (menyantap penuh kenikmatan bersama-sama).
“Makan-makan-makan,” ajak Yadhi usai selesai beberesih Gedong Cai Tjibadak di RW 5 Kampung Babakan Ledeng, Bandung, 30/8/2020.
Yadhi berkilah bahwa tradisi ngaliweut ini sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang dirasakan dalam kebersamaan dan merekatkan tali silaturahmi.
“Sumbangan bahan ngaliweut ini selain dari kita-kita juga dari anak-anak Papici asuhan Rhyma Permatasari yang juga mensupport kegiatan beberesih ini,” jelas Yadhi.
Lanjut Yadhi bahwa ngaliweut ini tidak asal-asalan masak atau sekedar ala kadarnya tapi bagaimana agar kemasan, rasanya bisa menarik, enak dan nikmat sehingga habis dan tidak mubajir lebih dari itu mengesankan.
“Sebenarnya Liweut Nasi Uduk Yayuk merupakan salah satu potensi terpendam yang harus diketahui yang lainnya karena unik, menarik, rasa dan harumnya mempunyai ciri khas tertentu,” katanya.
“Sebenarnya potensi daerah dan potensi skill masyarakat Babakan banyak yang bisa dikembangkan,” tambah Yadhi.
Yadhi merasa senang bahwa beberesih ini membuat Gedong Cai Tjibadak jadi nampak terlihat di jalan desa menuju kampung Babakan dan Cipaku Indah.
“Disekitar Gedong Cai pun jadi Resik dan Lalenglang (nyaman, segar dan terlihat terang),” pungkasnya. (Red./Annisa)
Discussion about this post