KOTA BANDUNG, METROJABAR.ID- “Tetap pelihara, tingkatkan situasi kota Bandung selalu kondusif. Lainnya, wujudkan visi yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis,” papar Bambang Sukardi selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung yang diketahui sebelumnya hampir empat setengah tahun menjadi Camat di Gedebage.
Acara Ngopi Bareng JBN (Jurnalis Bela Negara) Rabu, 5 Agustus 2020 di Sheraton Bandung Hotel & Tower jalan Ir. H. Juanda No. 390, tepatnya di Toastina Café, pada sesi paparan dari Bambang Sukardi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung yang baru dilantik selaku Kepala Bakesbangkol Kota Bandung pada 24 Juli 2020 lalu itu, banyak memunculkan isu menarik.
“Saya percaya itu, bila kita teguh di kota yang punya sekitar 200-an ormas dengan dinamikanya yang tinggi, berperanlah sebagai bapak pembina, kedepankanlah silaturahmi, insya Alloh akan kondusif.” kata Bambang saat para wartawan menanyakan apa yang akan dikerjakan di jabatan baru ini, bagaimana strateginya, seberapa siapkah dirinya mampu menghadapi tantangan masa kini.
Bagi Bambang Sukardi menghadapi aneka tantangan mengoptimalkan potensi dan enerji, contohnya dari para generasi muda, dalam hal meningkatkan kesadaran ideologi negara kita, sekaligus menghindarkan diri dari pengaruh buruk ‘virus-virus’ intolerasi ? Menurutnya, sejumlah pengalamannya dalam hal membina puluhan ormas dan generasi muda, selama ini.
“Optimalisasi pembinaan ideologi Pancasila di kalangan generasi muda harus terus digalakkan. Dulu ada P4, sekarang berbeda pendekatan dan strateginya.
Bidang komunikasi dan informasi (medsos) harus kita jaga agar selalu kondusif. Semua sektor terkait harus terpadu,” ujarnya dengan menambahkan “Perihal intoleransi itu musuh bersama.
Percayalah, Bandung itu kondusif, seperti pada Parade Kerukunan Lintas Agama yang bertema ‘Kota Bandung Rumah Bersama, Milik Kita Bersama’ yang baru kita gelar.”
Lebih jauh menurut Bambang Sukardi dalam diskusi hangat ini, terkait adanya 6 kampung toleransi di Kota Bandung, secara bertahap akan ditingkatkan peran dan bobotnya.
“Melalui kampung inilah kita ingin menunjukkan kepada dunia sosok ramah tanah dan saling pengertian di antara warga Bandung yang sedikitnya dihuni oleh penganut 6 agama,” pungkasnya dengan nada optimis. (Red./Azay)
Discussion about this post